B. MENGENAL SIFAT ALLAH SWT AL-QAYYUM (MAHA MANDIRI)


 1. Pengertian al-Qayyum

    Al-Qayyum (Yang Maha Mandiri) adalah salah satu dari al-Asma'ul Husna yang sembilan puluh sembilan. Di dalam al-Qur'an disebut tiga kali yaitu: 

a. Surat al-Baqarah ayat 255 

اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الۡحَـىُّ الۡقَيُّوۡمُۚ

    Artinya : “Allah Swt, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).” 

b. Surat Thaha ayat 111  

وَعَنَتِ ٱلْوُجُوهُ لِلْحَىِّ ٱلْقَيُّومِ ۖ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا

    Artinya : “Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Rabb yang hidup kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.” 

c. Surat Ali-Imran ayat 2

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ

    Artinya : “Allah Swt, tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).” 

    Al-Qayyum memiliki dua makna. Pertama, Allah Swt yang Maha Mandiri atau yang berdiri sendiri. Allah Swt tidak membutuhkan bantuan apapun dari seluruh makhluk dan Allah Swt juga tidak akan ditimpa kekurangan ataupun rasa butuh. Makna al-Qayyum yang kedua adalah Allah Swt yang selalu mengatur makhluk-Nya. Dia selalu mengatur dan memperhatikan urusan makhluk-Nya, tidak mungkin Allah Swt lalai sesaat pun dari mengawasi makhluk, kalau tidak demikian maka akan kacau aturan alam, dan alam semesta akan hancur sampai ke tonggak-tonggaknya.

    Firman Allah Swt :

قُلْ مَنْ يَّكْلَؤُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمٰنِۗ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُّعْرِضُوْنَ

    Artinya : “Katakanlah.”siapakah yang dapat memelihara kamu di waktu malam dan siang hari selain Allah Swt Yang Maha Pemurah?, Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang berpaling dari mengingat Rabb mereka” (Q.S. al-Anbiya [21]: 42)

    Dijelaskan juga dalam surat Fathir ayat 41, Allah Swt berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ يُمْسِكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ اَنْ تَزُوْلَا ەۚ وَلَىِٕنْ زَالَتَآ اِنْ اَمْسَكَهُمَا مِنْ اَحَدٍ مِّنْۢ بَعْدِهٖ ۗاِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا

    Artinya : “Sesungguhnya Allah Swt menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap, dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah Swt. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” 

    Jadi sifat Allah Swt al-Qayyum ini memiliki urusan yang besar sebagaimana besar-Nya pemilik sifat ini, dengan maknanya yang pertama mengandung kesempurnaan ketidakbutuhan-Nya dan kebesaran-Nya. Dengan makna yang kedua, mengandung seluruh sifat kesempurnaan dalam perbuatanNya yang tidak ada kesempurnaan bagi-Nya kecuali dengan sifat al-Qayyum.

    Bukti bahwa Allah Swt bersifat al-Qayyum adalah Allah Swt menciptakan semua yang ada di bumi dan yang ada di langit secara mandiri tanpa minta bantuan siapapun. Dalam melakukan sesuatu atau jika berkehendak terhadap sesuatu, Allah Swt cukup mengucap “kun” (jadilah), maka terjadilah.

    Segala sesuatu yang memerlukan bantuan menunjukkan ketidaksempurnaan. Allah Swt adalah Dzat yang Maha Sempurna, Maha Pemberi pertolongan, Dialah yang diperlukan oleh semua makhluk termasuk manusia. 

    Adapun cara meneladani sifat Allah Swt al-Qayyum adalah kita sebagai manusia harus tegar dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi berbagai kesulitan. Tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena hujan. Manusia harus sadar bahwa dengan sendirian pun kita harus tetap berjuang, karena Allah Swt selalu bersama kita.

2. Hikmah Mengimani Al-Qayyum 

    Allah Swt memiliki sifat al-Qayyum Yang Maha Mandiri atau Qiyamuhu binafsihi. Allah Swt berdiri sendiri yang menunjukkan kesempurnaan tanpa membutuhkan siapapun dalam hal apapun. Hal tersebut sangat berbeda dengan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt tentu tidak mampu berdiri sendiri dan sangat bergantung kepada yang lain. Nelayan membutuhkan dokter, petani membutuhkan sopir, guru membutuhkan penjahit, dan juga yang lain. Oleh karena inilah manusia disebut makhluk sosial artinya selalu membutuhkan yang lain. 

    Allah Swt juga melakukan penjagaan terhadap segala sesuatu dan mengatur setiap makhluk-Nya. Allah Swt yang mengatur rezeki dan segala urusan mereka. Pengaturannya pada segala hal yang Allah Swt kehendaki baik perubahan, pergantian, penambahan, maupun pengurangan bahkan Allah Swt akan mengumpulkan dan menghisab mereka pada hari kiamat. Beberapa hikmah dari mengimani asmaul husna al-Qayyum: 

a. Mengetahui kebesaran dan keagungan Allah Swt, segala perbuatan-Nya dalam puncak kesempurnaan. 

b. Memperkuat iman dan taqwa kita kepada Allah Swt. 

c. Kita harus menjadi seorang mukmin yang mandiri atau tidak menggantungkan orang lain. 

d. Membiasakan diri untuk memberi manfaat pada yang lain. 

Komentar